Apa Itu DOI Dalam Jurnal? Kenali Lebih Jauh

Reza Noprial Lubis
Gambar Ilustrasi DOI

Nomor unik yang diberikan pada Jurnal atau artikel, yang akan mengarahkan nomor tersebut langsung ke halaman publikasi, itu adalah cara kerja umum dari DOI. Biasanya, DOI menjadi salah satu objek penting dalam Jurnal, untuk meningkatkan keterpercayaan dan reputasi. Halaman ini, akan menjelaskan tentang apa itu DOI dalam Jurnal, dan informasi lebih lengkap lainnya. Mari kita pelajari.

Apa Itu DOI

DOI merupakan singkatan dari Digital Object Identifier yang merupakan nomor unik yang terdapat pada setiap jurnal atau artikel. Nomor ini menjadi penanda khusus untuk setiap Jurnal atau artikel.

DOI pada dasarnya berbentuk tautan, yang berisi nomor-nomor unik. Seperti layaknya IP, DOI membuat nomor-nomor khusus yang hanya tersedia untuk sebuah dokumen di Internet. DOI berbentuk seperti berikut ini: https://doi.org/10.20961/jpi.v9i2.74728

Ketika orang-orang mengunjungi tautan itu di internet, ia akan diarahkan pada sebuah dokumen di Internet, entah itu Jurnal, artikel, buku, dan lain sebagainya.

Fungsi DOI (Digital Object Identifier)

DOI memiliki beberapa fungsi penting dalam dunia akademik dan ilmiah, antara lain:

  1. Identifikasi unik: DOI memberikan identifikasi unik dan permanen untuk dokumen digital tertentu, seperti artikel jurnal, laporan penelitian, dan karya ilmiah digital lainnya. Hal ini memudahkan dalam mengidentifikasi dan mengakses dokumen tersebut secara online.
  2. Aksesibilitas: DOI memungkinkan dokumen digital untuk diakses secara konsisten dan dapat diandalkan di seluruh dunia, bahkan jika alamat URL atau lokasi penyimpanan fisik dokumen berubah. Hal ini memudahkan dalam mengakses dokumen digital yang diterbitkan secara online.
  3. Pelacakan dan pelaporan: DOI memudahkan dalam pelacakan dan pelaporan penggunaan dokumen digital tertentu. Hal ini membantu dalam memantau penggunaan karya ilmiah dan memastikan bahwa hak cipta dan hak kekayaan intelektual dihormati.
  4. Citasi: DOI memudahkan dalam mengutip dokumen digital tertentu dalam karya ilmiah lainnya. Hal ini memudahkan dalam mengakses dokumen yang dikutip dan memastikan bahwa kutipan tersebut akurat dan dapat diverifikasi.

Dengan memasukkan DOI dalam publikasi jurnal, artikel, dan karya ilmiah digital lainnya, Anda membantu memastikan bahwa karya Anda dapat diidentifikasi dengan jelas dan diakses oleh pembaca di seluruh dunia. DOI juga memudahkan dalam pelacakan dan pelaporan penggunaan karya ilmiah Anda, serta memudahkan dalam mengutip karya ilmiah lainnya secara akurat dan dapat diverifikasi.

Formula DOI (Digital Object Identifier)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, DOI akan berbentuk tautan yang berisi nomor-nomor unik dan setiap artikel/ Jurnal memiliki angka yang selalu berbeda. Pada dasarnya, nomor-nomor ini memiliki formulanya sendiri. Sebagai contoh:

https://doi.org/10.20961/jpi.v9i2.74728

Lihatlah pada bagian yang diberi tanda berwarna. Itu adalah penanda khusus untuk tautan dari halaman terbitan. Biasanya, masing-masing penerbit dapat memberikan request (permintaan) untuk kata khusus yang akan digunakan dalam URL DOI mereka.

Hal ini tentunya dapat dijadikan secara ciri khusus dalam tautan DOI yang berisi angka-angka, sekaligus membedakan mereka dengan jurnal lainnya.

Kelamahan DOI Yang Kerap Dikeluhkan

Meskipun DOI (Digital Object Identifier) memiliki sejumlah keunggulan, terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan:

Pertama, aspek biaya menjadi pertimbangan penting. Pemperolehan DOI mungkin mengharuskan pembayaran, terutama bagi mereka yang tidak terafiliasi dengan lembaga yang memiliki akses ke sistem DOI. Kendala biaya ini dapat menjadi hambatan bagi penulis dan peneliti dengan sumber daya terbatas.

Kedua, DOI dikelola oleh penyedia layanan seperti Crossref. Ketergantungan pada penyedia layanan ini membuat penerbit dan penulis bergantung pada mereka untuk menjaga keaktifan dan aksesibilitas DOI. Proses ini menambah lapisan keterkaitan antara pihak yang menerbitkan dan mencari identifikasi DOI.

Selanjutnya, DOI lebih sesuai untuk mengidentifikasi dokumen digital, seperti artikel jurnal, laporan penelitian, dan karya ilmiah digital. Keterbatasan ini membuat DOI kurang relevan untuk dokumen dalam bentuk fisik seperti buku cetak atau dokumen non-akademik.

Terakhir, penggunaan DOI dibatasi pada identifikasi dokumen digital tertentu dan tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi aspek lain, seperti penulis atau institusi terkait dengan dokumen tersebut.

Meskipun terdapat kelemahan-kelemahan tersebut, DOI tetap memiliki peran krusial sebagai sistem identifikasi permanen di dunia akademik dan ilmiah. Dengan mempertimbangkan baik kelebihan maupun kekurangan DOI, penulis dan penerbit dapat membuat keputusan yang tepat sesuai dengan kebutuhan mereka.

Reza Noprial Lubis
Seorang praktisi pendidikan yang gemar menulis. Halaman blog ini, didedikasikan untuk memberikan nilai edukasi kepada setiap pengunjung tentang pendidikan Islam.
Comments