Imam Al-Ghazali
Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama besar yang memiliki corak pemikiran yang unik dalam berbagai bidang ilmu seperti agama, filsafat, tasawuf, akhlak, politik, dan lainnya. Dalam pandangan Al-Ghazali, sentral dalam pendidikan adalah hati sebab hati merupakan esensi dari manusia karena substansi manusia bukanlah terletak pada unsur-unsur yang ada pada fisiknya, melainkan berada pada hatinya dan memandang manusia bersifat teosentris sehingga konsep tentang pendidikannya lebih diarahkan pada pembentukan akhlak yang mulia.
Imam Al-Ghazali memiliki gagasan tentang pendidikan akhlak yang merupakan sikap yang tertanam dalam jiwa yang melahirkan perbuatan-perbuatan tertentu secara spontan dan konstan. Metode pendidikan akhlak dilingkungan keluarga menurut Imam Al-Ghazali menggunakan prinsip-prinsip cerita (hikayat) sebagai metode pencapaian tujuan pendidikan akhlak anak, dalam upaya membentuk tingkah laku tertentu pada anak-anak.
Menurut Imam Al-Ghazali, lingkungan keluarga adalah yang dominan dalam membina pendidikan akhlak, karena anak yang berusia muda dan kecil itu lebih banyak di lingkungan keluarga dari pada di luar[4]. Pendidikan menurut Al-Ghazali merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk melahirkan perubahan yang progresif pada tingkah laku manusia. Konsep pendidikan Al-Ghazali dapat diketahui dengan cara memahami pemikirannya berkenaan dengan berbagai aspek yang berkaitan dengan Pendidikan yaitu tujuan Pendidikan, kurikulum, etika guru dan muris, serta metode pembelajaran.
Dalam perspektif Al-Ghazali, seorang pendidik (al-Mu’allim) hendaknya memiliki pengetahuan yang mendalam tentang ilmu yang hendak disampaikannya, mengamalkan ilmunya dan menjadi teladan, mencintai murid-muridnya, memahami karakteristik murid-muridnya, dan memilih metode pembelajaran yang tepat.
Konsep pendidikan yang dicetus oleh Imam Al-Ghazali sangat relevan dengan sistem pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan Islam yang ditinjau dari tujuan pendidikan, konsep pendidik dan peserta didik, metode pembelajaran, serta kurikulum yang diterapkan saat ini khususnya pendidikan karakter, dimana pada tataran aplikasi sangat mengedepankan pada aspek pengembangan intelektual, moral, dan spiritual sehingga mampu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.