Media Audio Visual Dalam Pembelajaran PAI
Apakah anda sudah pernah mengenal istilah media audio visual ini? Bagaimana penerapannya dalam pembelajaran PAI? Ini bukanlah cerita baru dalam lingkup pendidikan. Terlebih lagi bila bercerita soal media guru.
Tetap sekali bila media audio visual itu merupakan bagian dari media pendidik atau guru. Namun, tidak sedikit diantara kita yang belum paham tentan hal media audio visual ini.
Oleh karena itu, halaman ini akan mengulas tentang media audio visual itu mulai dari hal yang paling mendasar, hingga akhir.
Pengertian Media Audio Visual
Media audio visual terdiri dari dua komponen kata yang padanya memiliki makna tersendiri, yakni media dan audio visual. Untuk mendeskripsikan tentang pengertian media audio visual, tenti diperlukan pemahaman tentang keseluruhan komponen yang dimaksudkan itu. Kita akan memulainya dari pengertian media.
Pengertian Media
Media adalah kata yang berasal dari bahasa Latin yang disebut medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara (وساؤل) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Lebih lanjut, Gerlach & Ely (1972) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.1
Demikian pula halnya Leslie J. Briggs (1979) yang menyatakan bahwa media pengajaran adalah alat-alat fisik untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam bentuk buku, film, rekaman video dan lain sebagainya. Briggs juga berpendapat bahwa media merupakan alat untuk memberikan perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar.2
Selanjutnya, Garge mengatakan bahwa media merupakan wujud adanya berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Miarso menyatakan bahwa media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat dirangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar. Menurut NEA, media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audiovisual termasuk teknologi perangkat kerasnya.3
Ibrahim Nashi mengungkapkan dalam muqaddimati Fi at-Tarbiyah bahwa media pembelajaran adalah setiap sesuatu yang disajikan dari media kongkrit dengan tujuan untuk memahami makna secara teliti dan cepat.”
Banyak sekali batasan yang diberikan orang tentang media. Disisi lain, Association of Education and Communication Technology (AECT) yang berada di Amerika membatasi media itu sebagai suatu bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk memberikan pesan atau informasi.5
Dari yang dilihat diatas dapat disimpulkan bahawa Media pembelajaran adalah segala komponen berbentuk fisik mau pun non fisik, verbal maupun nonverbal, baik itu berupa gambar, video, rekaman suara, grafik dan lain sebagainya yang dapat membantu seseorang (guru) untuk merangsang pikiran, perhatian dan kemauan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Ini merupakan deskripsi yang luas. Media itu dapat berupa apa saja, baik itu bersuara maupun tidak. Mari kita lanjutkan untuk defenisi audio visual.
Audio Visual
Penjelasan sebelumnya telah diulas secara mendalam tentang media audio yang dijelaskan lebih spesifik. Untuk tahapan ini, sedikit diberi penggabungan dengan visual yang dimaksud agar menghasilkan sebuah deskripsi utuh tentang audio visual.
Audio Visual berasal dari kata audible dan visible. Audible artinya dapat didengar, visible artinya dapat dilihat.6
Audio visual itu semua hal yang terkait dengan pendengaran dan pengelihatan. Penggunaan Audio tentunya berkaitan dengan indra pendengaran, pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif baik verbal (ke dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal.7
Sedangkan Visual adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengelihatan, berfungsi sebagai pengelihatan diterima melalui indera pengelihatan, dihasilkan atau terjadi sebagai gambaran dalam ingatan.8
Jadi, audio visual adalah sesuatu yang dapat dilihat dan didengar dalam hal penyampaian pesan.
Setelah kita menemukan kedua deskripsi yang rinci di atas, maka dapatlah dibuatkan semacam kesimpulan.
Jadi dapat ditarik kesimpulan pengertian Media Audio Visual adalah segala alat bantu dalam pembelajaran yang bisa dilihat dan didengar, baik berupa gambar, video, rekaman suara, grafik dan lain-lain guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Ciri-ciri Media Audio Visual
Ada beberapa ciri yang dapat dikatakan media audio visual. Memang pada dasarnya, masing-masing dari kita tentu memahami hal ini secara umum. Namun, ada hal khusus yang melambangkan ciri-ciri dari media audio visual ini.
Adapun ciri-ciri yang dimaksudkan itu menurut Dangun9 antara lain sebagai berikut:
- Bersifat linear
- Penyajian visual yang dinamis
- Representasi fisik dari gagasan nyata atau gagasan abstrak
- Dikembangkan dengan prinsip behaviorisme dan kognitif.
- Berorientasi pada guru dengan interaktif murid yang rendah.
Contoh Media Audio Visual
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa media audio visual adalah media yang dapat didengar dan dilihat. Ada satu contoh atau produk dari media audio visual ini, yaitu video.
Video adalah media yang termasuk dalam kategori media audio visual karena dalam aplikasinya video berupa bentuk gambar bergerak dan memiliki suara. Umumnya, para pendidik memilih video yang cocok dengan materi pelajaran yang saat itu dilaksanakan.
Misalnya: Pelajaran hari ini bertopik tentang sholat. Maka, guru memilih video tentang shalat sebagai panduan belajar siswa.
Hal inilah yang termasuk pada sifat linear yang telah dijelaskan pada bagian ciri-ciri media audio visual.
Fungsi Media Audio Visual
Media audio visual seperti apa yang telah dijelaskan di atas, memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai berikut:
- Membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Ini tidaklah semata-mata hal pokok. Pada dasarnya, media sejati adalah guru itu sendiri. Oleh sebab itu, fungsi media yang membantu guru dalam penyampaian materi pembelajaran bersifat sementara. Maksudnya adalah bahwa peranan guru tetaplah menjadi sesuatu hal yang pokok dalam kegiatan belajar mengajar. - Mengefisiensikan waktu mengajar guru.
Efisiensi akan didapati ketika guru mengajar di kelas. Dikatakan demikian, karena umumnya sajian media audio visual tidak membutuhkan waktu yang panjang. Biasanya juga media berisikan konten yang komplek. Artinya, dengan menggunakan media yang kompleks, guru dapat memberikan pengetahuan lanjutan dari media yang disajikan. Dengan demikian, dapatlah dikatakan efisiensi waktu saat mengajar di dalam kelas. - Menyampaikan pembelajaran konkret.
Dikatakan konkret karena umumnya audio visual itu berupa video. Bentuk sajian video yang relefan dengan materi yang dipelajari akan terlihat konkrit (nyata) bagi pandangan peserta didik. Hal ini akan terlihat lebih objektif dalam penyampaian materi. - Pengantar dalam menyampaikan pembelajaran.
Dalam sebuah kegiatan belajar mengajar, tidak semata-mata media dapat menggantikan peranan guru. Media disini bersifat sebatas hanya pada pengantar semata. Keseluruhan isi atau kesimpulan dari topik yang dibahas merupakan penyampaian guru sebagai pemeran inti dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Fungsi di atas adalah hal yang umum terjadi dalam penerapan media audio visual di dalam kelas saat pembelajaran. Tentu hal ini mendatangkan nilai baik bagi pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Bagaimana Menerapkan Audio Visual Dalam Pembelajaran PAI
Secara umum, penerapan media audio visual dalam pembelajaran ini sama. Namun, terkhusus untuk PAI, tentunya memandang perlu relevansi antara media yang dipaparkan dengan topik pembelajaran yang disajikan.
PAI merupakan sebuah pelajaran yang teorinya berlandaskan Alquran dan Hadis Nabi Muhammad. Maka, tentulah dalam pemilihan media audio visual ini memandang perlu sumber rujukan dalam Islam tersebut.
Berikut ini yang dapat dijadikan sebagai tips dalam menerapkan media audio visual dalam pembelajaran PAI:
- Tentukan topik materi yang disajikan.
Ini adalah langkah yang paling awal yang perlu menjadi perhatian. Hal ini nantinya akan diseduaikan dengan pemilihan media. Tentunya, sang guru perlu untuk mengetahui dan mendalami tentang teori yang akan disajikan pada kegiatan belajar mengajar. - Tentukan Media Yang Tepat
Tentunya, dalam menentukan media pembelajaran memerlukan berbagai pertimbangan. Mulai dari efektif atau tidaknya media itu, atau bahkan efisien atau tidaknya media itu. Menentukan media audio visual dalam kegiatan belajar mengajar tentu harus mempertimbangkan dengan topik yang disajikan. - Memilih Audio Visual Yang Tepat
Audio visual memang pada dasarnya bebas saja. Tetapi, ada batasan disini. Dibutuhkan kerelefansian antara media yang disajikan dengan topik pembahasan. Sebelumnya, telah diberikan sebuah contoh tentang media audio visual ini.
Contoh itu seperti berikut ini: Materi tentang sholat, maka membutuhkan media audio visual tentang sholat. Seperti video tentang sholat, atau video tentang hukuman orang yang meninggalkan sholat. - Media Yang Singkat dan Jelas Lebih Efektif
Ini persoalan efektifitas. Waktu memang menjadi momok yang perlu diperhatikan disini. Umumnya, guru saat mengajar di kelas memiliki ketersediaan waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini perlu menjadi perhatian sekaligus menjadi pertimbangan dalam memilih media.
Sebagai tahapan akhir dalam segala bentuk kegiatan pembelajaran, tentulah memandang perlu diadakan semacam evaluasi pembelajaran untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam penerapan media audio visual ini.
Referensi
- Azhar Arsyad. 2003. Media Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada. h. 3.
- Asrar Aspia Manurung. 2012. Media pembelajaran. Perdana Publishing. h. 9.
- Asrar Aspia Manurung. 2012. Media pembelajaran. Perdana Publishing. h. 10.
- Arief S. Sadiman dkk. 2005 Media Pendidikan.PT. Raja Grafindo Persada. h. 6.
- Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantar (LKPN) . 2006. h. 81.
- Arief S. Sadiman dkk. 2005. Media Pendidikan.PT. Raja Grafindo Persada. h. 49.
- Save M. Dagun. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. (Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantar (LKPN). 2006. h. 18.
- Save M. Dagun. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. (Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantar (LKPN). 2006. h. 30.