Dasar Pendidikan Islam
Islam sebagai pandangan hidup yang berdasarkan nilai-nilai Ilahiyah, baik yang terkandung dalam nas Alquran maupun Sunnah Rosul diyakini memuat kebenaran mutlak yang bersifat transendental. Karena pendidikan Islam adalah upaya normatif yang berfungsi untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia yang rohmatan lil alamin.
Manusia dengan perantara akal dan berbagai potensi yang ada dituntut untuk senantiasa hidup berkreasi, berinovatif, dan penuh imajinatif, sehingga dalam aktivitasnya relatif tertata, maka hendaknya melalui pemikiran yang matang, sesuai fitrah manusia yaitu manusia yang bermakna baik bagi diri maupun lingkungan sebagai makhluk individu dan sosial.
Sebagai aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan kepribadian muslim, maka pendidikan Islam memerlukan dasar atau landasan kerja untuk memberikan arah bagi pelaksanaan pendidikan yang telah diprogramkan. Dalam konteks ini, yang menjadi acuan tersebut adalah merupakan nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat menuju ke arah pendidikan.
Alquran dan hadis dijadikan pedoman dalam berpikir bagi umat Islam dalam berbagai segi kehidupan, sehingga pendidikan Islam haruslah berdasarkan atas keduanya. Namun dalam perkembangan pemikiran pendidikan Islam, walaupun masih berpedoman pada sumber hukum Islam tadi berkembang pula dalam merancang dasar yang menjadi landasan pelaksanaan program pendidikan Islam, yang meliputi:
Dasar Pendidikan Islam
1. Dasar Agama
Dengan dasar ini diharapkan agar seluruh proses pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga islam dapat membimbing siswa untuk membina iman yang kuat, teguh terhadap ajaran agama, berakhlak mulia, dan melengkapinya dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat di dunia dan di akhirat. Dengan artian, segala sistem yang ada dalam masyarakat termasuk pendidikan harus meletakkan dasar falsafah, tujuan dan pendidikannya pada dasar agama islam dengan berikut segala aspeknya. Dasar agama ini dalam proses pembelajaran pada lembaga pendidikan islam jelas harus didasarkan pada Alquran dan As-Sunnah sebagai dasar utama pendidikan islam.[1]
2. Dasar Filsafat
Pada dasarnya falsafah pendidikan islam tidaklah menyandarkan diri kepada suatu aliran-aliran filsafat yang merupakan hasil pemikiran manusia. Filsafat pendidikan islam mempunyai dasar watak yang berdiri sendiri dan ciri yang khas pula yang memperoleh wujudnya dari wahyu Ilahi, bimbingan para nabi dan dari pemikiran para pewaris nabi yang tentu saja tidak keluar dari kaidah islamiyah.
Dasar filsafat memberi pedoman bagi tujuan pendidikan islam secara filosofis, sehingga tujuan, isi, dan proyek pendidikan islam mengandung suatu kebenaran dan pandangan hidup dalam bentuk nilainilai yang diyakini sebagai suatu kebenaran, baik ditinjau dari segi ontologi, epistemologi, maupun aksiologi.[2]
3. Dasar Psikologis
Menurut Armai Arief program dalam lembaga pendidikan islam harus sejalan dengan ciri perkembangan siswa, tahap kematangan dan semua segi perkembangannya.[3] Disamping kedua dasar tersebut diatas, sisi psikologis juga harus diterapkan dalam dasar pendidikan islam, dimana dasar ini berkaitan erat dengan ciri-ciri perkembangan anak, tahap kematangan bakat-bakat jasmani maupun rohani yang menjadi fitrahnya.
4. Dasar Sosial
Merupakan sebuah kepastian bahwa pendidikan islam dengan segala aspeknya tidaklah mengusung hal-hal yang melangit dan hal-hal yang tidak masuk akal, akan tetapi islam membawa misi yang sangat jelas bagi kehidupan masyarakat. Adalah menjadi kewajiban yang haq bahwa rumusan pendidikan untuk menguatkan pertaliannya dengan masyarakat dan kebudayaan dimana pendidikan tersebut berada.
Selain itu, ia juga harus mengikuti perkembangan dan perubahan yang ada dalam kehidupan sosial, dan turut serta mengendalikan perubahan yang diinginkan dan membimbing perubahan menuju arah yang positif. Dibandingkan dengan nilai-nilai yang lain didalam Islam tauhid merupakan nilai yang ada dengan sendirinya merupakan alat yang secara subyektif bagi nilai yang lain atau disebut juga dengan nilai intrinsik.[4]
Islam sebagai pandangan hidup yang berdasarkan pada nilai-nilai Ilahiyah, baik yang terkandung dalam Alquran maupun Sunnah Rosul diyakini umat muslim memiliki kebenaran mutlak yang bersifat transendental atau spiritual dan religi yang kekal dan abadi, sehingga secara aqidah diyakini mampu memenuhi segala kebutuhan manusia tentang permasalahan tadi. Tanggung jawab dan kewajiban orang tua untuk mendidik anaknya berdasarkan pada firman Allah SWT.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, dan penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”(QS. At-Tahrim : 6).[5]
Pendidikan Islam adalah upaya normatif yang berfungsi untuk memelihara fitrah manusia, maka dalam menyusun praktik pendidikan harus didasarkan pada nilai-nilai tersebet diatas. Berdasarkan nilai-nilai yang demikian itu konsep pendidikan Islam tentu akan berbeda lain yang bukan Islam.
- Rama Yulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm. 134
- Ibid
- Armae Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 30
- Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 83
- Depag, _Op.cit., hlm. 951