Identifikasi Masalah Penelitian Kualitatif

Reza Noprial Lubis


Salah satu langkah dalam penelitian (khususnya penelitian kualitatif) adalah proses identifikasi masalah. Tanpa proses identifikasi, masalah itu masih dalam keadaan luas dan dikhawatirkan sulit untuk dikontrol. Maka proses pengidentifikasian terlebih dahulu dilakukan, untuk mengkerucutkan masalah yang ditemukan.





Mengenal Identifikasi Masalah



Istilah identifikasi, bermakna penetapan identitas. Aktivitas identifikasi ini akan mengungkapkan tentang bagian/ part-part tertentu yang termasuk pada bagian yang dicari.




Sebagai contoh: Terdapat sekumpulan buku dalam sebuah kardus. Anda harus melihat, mana buku yang termasuk bidang keagamaan, dan mana buku yang termasuk pada bidang metodologi penelitian. Proses inilah yang dinamakan identifikasi.


Dalam kondisi tertentu, mungkin Anda sudah menemukan masalah. Dalam berjalannya, ada aktivitas pada masalah yang Anda temui itu, yang tidak termasuk bagian darinya.


Maka disanalah sikap diskualifikasi itu diperlukan, agar masalah yang ditemui itu benar-benar dapat dipahami secara lebih spesifik.


Sikap itulah yang disebut sebagai pengidentifikasian. Hal ini akan diuraikan lebih jelas pada bagian berikutnya.





Mengidentifikasi Masalah Dalam Penelitian Kualitatif



Setelah memahami tentang makna dari istilah "masalah" itu sendiri, sekarang saatnya kita mengetahui tentang bagaimana mengidentifikasi masalah dalam penelitian kualitatif.


Dalam melakukan identifikasi masalah, ada langkah-langkah umum yang dapat dilakukan seperti:



  1. Menguasai literatur

  2. Mencatat semua hal yang terjadi

  3. Coding/ Pengelompokan


Identifikasi melibatkan aktivitas memilah-milah, yang tentunya disesuaikan dengan objek penelitian.


Satu hal yang perlu diketahui dan tergolong penting, adalah proses CODING (pengelompokan). Hal ini kerap sekali terlupakan oleh peneliti. Padahal, ia memegang peranan yang tergolong penting.


Jika kita sedang dihadapkan dengan suatu masalah (dalam konteks penelitian), tentunya harus menguraikannya terlebih dahulu, agar segala hal yang terlihat itu dapat tergambar secara jelas.




Sebagai contoh: Anggaplah Anda sedang melihat seorang Guru, yang bersikap tidak sesuai dengan kompetensi kepribadiannya (salah satu indikatornya yaitu "Bangga terhadap profesi"). Dalam proses observasi, maka tentunya Anda melihat segala aktivitas Guru tersebut, dan tidak semua aktivitasnya itu tergolong pada bagian yang sedang diteliti (kompetensi kepribadian). Maka yang Anda lakukan adalah menulis semua aktivitas yang ditemui, dan mengelompokkan aktivitas mana yang termasuk pada objek penelitian Anda.


Pada contoh di atas, proses observasi itu dilakukan dengan mencatat semua aktivitas yang ditemui. Kemudian, proses CODING mulai dilakukan, untuk mengkerucutkan hasil observasi. Proses inilah yang dinamakan sebagai pengidentifikasian, khususnya pada masalah penelitian kualitatif.

Reza Noprial Lubis
Seorang praktisi pendidikan yang gemar menulis. Halaman blog ini, didedikasikan untuk memberikan nilai edukasi kepada setiap pengunjung tentang pendidikan Islam.
Comments